← Back Published on

Mengintip Isu Kesehatan Lewat Serial Reply 1988

Reply 1988 yang dikenal dengan suasana hangat persahabatan, nyatanya juga menyisipkan berbagai isu kesehatan yang tersirat dalam adegannya. Tidak hanya mengulik kisah romansa antar tokoh, serial besutan Sutradaran Shin Won-ho ini kerap menyelipkan bermacam-macam isu nyata yang memang terjadi di Korea Selatan tahun 80-an. Sebut saja fenomena Olimpiade Seoul, pernikahan sesama marga, maraknya kepercayaan terhadap peramal, hingga aksi demo yang dilakukan Sung Bo-ra. Perilaku dan kebiasaan warga Korea Selatan dalam masalah kesehatan juga tidak luput digagas dalam drama ini. Apa saja sih isu kesehatan yang dibahas? Yuk, cek selengkapnya di bawah ini!

1. Briket Batubara dan Karbon Monoksida

Sumber : Netflix

    Di serial Reply 1988, penggunaan briket batubara atau disebut yeontan tampak familiar khususnya untuk memanaskan ruangan. Briket ini berwarna hitam, berbentuk silinder dengan lubang-lubang kecil di atasnya, dan memiliki komposisi campuran debu batubara lignit. Briket dapat dibakar dan menghasilkan asap karbon monoksida (CO) jika terjadi pembakaran tidak sempurna. Gas beracun CO ini tidak berwarna ataupun berbau, dan juga dapat ditemukan di asap kendaraan bermotor dan asap rokok. Jika dihasilkan dalam jumlah yang masif, gas CO dapat menyebabkan kematian. Menurut penelitian dari Journal of Korean Medical Science yang dikutip oleh BBC News Indonesia, pada tahun 1979 hingga 1982 tercatat hampir 3.000 pasien mengalami keracunan gas CO. Pada tingkat paparan dapat memberi efek pusing dan muntah, sedangkan pada tingkat cukup serius dapat berdampak pada kegagalan pernapasan. Fenomena briket batubara ini ramai diperbincangkan karena menjadi penyebab bunuh diri member boyband SHINee, Jonghyun. Di akhir episode 1, Deoksun mengeluhkan terkena penyakit pusing bahkan setelah 30 tahun kemudian, karena terpapar gas CO yang bocor di rumah semi basemennya.

    2. Tingkat Kesadaran yang Tinggi

      Sumber : Netflix

      Sejak tahun 80-an, warga Korea Selatan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap masalah medis. Hal ini sejalan karena negara dengan julukan Negeri Ginseng ini memberikan pelayanan fasilitas kesehatan dengan teknologi memadai, biaya yang dapat bersaing, mudah diakses, serta tidak sulit dijumpai di kota-kota kecil. Sebut saja ketika Kim Jung-bong divonis memiliki penyakit jantung di usia muda, Mi-ran dan Sung-kyun mengutamakan pengobatan terbaik untuk anaknya kendati harus bekerja serabutan. Mi-ran juga sigap menangani dengan P3K ketika kulit tangan Jung-bong terbakar saat memasak ramyeon.

      Adegan lain adalah ketika Jin-joo jatuh dari tangga. Walaupun tidak terluka parah hingga dirawat inap, Sun-young (ibunya) melakukan tindakan rontgen kepala Jin-joo untuk berjaga-jaga, bahkan khawatir apakah anaknya yang berusia 6 tahun itu membutuhkan penanganan lain di rumah sakit yang lebih besar. Banyak hal-hal atau gejala terkait kesehatan yang dianggap biasa, namun sangat diperhatikan oleh warga Korea Selatan, yang mana banyak ditunjukkan dalam adegan Reply 1988. Misalnya, penggunaan obat herbal untuk orang tua yang menopause, Mi-ok berbagi suplemen vitamin untuk Deok-sun dan Ja-hyun karena sudah kelas 12, Taek yang memberi obat pencernaan untuk Deok-sun. Rasa belas kasih dan perhatian ditampilkan dengan membantu merawat tetangganya. Contoh lainnya, saat Dong-ryong jatuh dari motor, atau ketika ia terkena ambeien, Jung-hwan mimisan, dan ketua kelas Deok-sun yang tiba-tiba mengalami epilepsi di kelas.

      3. Fasilitas Kesehatan yang Merata

        Sumber : Netflix

        Korea Selatan juga memberikan kesejahteraan akses kesehatan bagi karyawan. Dong-il, yang diketahui bekerja sebagai pegawai di Bank Hanil, memperoleh kesempatan bagi istrinya melakukan medical check up dan biopsi dengan gratis. Selain itu, layanan fasilitas kesehatan yang ada di Korea Selatan pun mudah diakses untuk semua kalangan. Sun-young, walaupun bukan dari keluarga berada, namun cekatan merawat Sun-woo ketika ligamennya robek karena jatuh dari kursi. Sama halnya, Mi-ran yang bisa meminta fasilitas dan dokter terbaik saat Jung-bong harus operasi ganti baterai katup jantungnya.

        Hal yang sama juga terjadi saat Ko Gildong (ayah Taek) pingsan mendadak dan ternyata mengalami pendarahan dalam otak, ketika Sung-kyun jatuh dari tangga saat olahraga, dan Ja-hyun serta Mi-ok jatuh dari atap saat overnight trip. Karena telah memiliki pelayanan yang memadai, mereka dapat operasi darurat dan ditangani secara cepat.